SUSUNAN
JARINGAN UTAMA PADA BATANG
A. Batang
Batang merupakan bagian tubuh
tumbuhan yang amat penting. Dan mengingat tempat serta kedudukan batang bagi
tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan.
Gambar 2.1 Anatomi batang pohon
1. Sifat-sifat
Batang
Pada umumnya batang
mempunyai sifat-sifat berikut :
1. Umumnya
berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain.
Akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya dapat dengan sejumlah bidang
dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
2. Terdiri
atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku, dan pada buku-buku
inilah terdapat daun.
3. Tumbuhanya
biasanya keatas, menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau
heliotrop).
4. Selalu
bertambah panjang diujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan bahwa batang
mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas
5. Mengadakan
percabangan, dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan, kecuali
kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
6. Umumnya
tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan
waktu batang masih muda.
2. Fungsi
Batang
Sebagai
bagian tubuh tumbuhan, batang mempunyai fungsi untuk :
a. Mendukung
bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu: daun, bunga, dan buah;
b. Dengan
percabangannya memperluas bidang asimilasi dan menempatkan bagian-bagian
tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa, hingga dari segi kepentingan tumbuhan
bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan;
c. Jalan
pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan
hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah, dan
d. Menjadi
tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan.
Pada
ujung batang yang sedang tumbuh tepatnya di belakang titik tumbuh, terbentuk
jaringan primer. Dari luar ke dalam, jaringan primer terdiri atas jaringan
berikut ini:
1. Protoderma,
merupakan bagian luar yang membentuk epidermis;
2. Prokambium,
terletak di bagian tengah, sel-selnya lebih panjang. Jaringan ini akan
membentuk jaringan pembuluh xilem dan floem, serta kambium vaskular (kambium
yang terletak diantara xilem dan floem), dan
3. Meristem dasar,
merupakan jaringan yang akan membentuk empulur dan korteks.
Semua tumbuhan memiliki struktur primer,
yaitu struktur jaringan yang terbentuk saat awal pertumbuhan batang pada ujung
batang. Akan tetapi, hanya tumbuhan dikotil yang memiliki dtruktur sekunder
kambium sehingga dapat terjadi pertumbuhan sekunder.
B.
Struktur
Batang Primer
Gambar 2.2 Struktur batang primer
batang dikotil dan monokotil
1. Struktur
Primer Batang Dikotil
Struktur
primer batang dikotil dibangun oleh jaringan-jaringan primer sebagai berikut;
a. Epidermis;
merupakan jaringan berbentuk sel-sel pipih yang berfungsi melindungi jaringan
di dalamnya. Diding sel epidermis tebal dan dilapisi oleh kutin atau kutikula.
b. Korteks;
merupakan jaringan yang terletak di bawah epidermis yang terusun dari sel-sel
parenkima yang berbentuk bulat. Fungsi utamanya adalah menyimpan cadangan
makanan. Pada beberapa jenis tumbuhan didingnya mengalami penebalan membentuk
kolenkima dan sklenkima, yang berfungsi memperkuat batang.
c. Stele
atau silinder pusat; merupakan bagian
terdalam dari batang. Lapisan terluar dari silinder pusat dibatasi oleh
perisikel atau perikambium, stele tersebut disusun oleh xilem primer, floem
primer, kambium vaskular dan empulur.
1) Xilem primer;
merupakan jaringan kompleks, yang terbentuk pada pertumbuhan primer. Jaringan
xilem primer merupakan jaringan kompleks karena tersusun oleh pembuluh xilem
dan trakeid.
2) Floem primer;
merupakan jaringan mejemuk atau kompleks karena tersusun oleh beberapa macam
sel yang mampu mengangkut zat organik hasil fotosintesis dari daun ke bagian
lain tumbuhan. Pendukung utama fungsi pengangkutan pada floem adalah elemen
floem yang berupa sel-sel pipa yang ujungnya mempunyai tapisan (saringan)
sehingga disebut pembuluh tapis. Serabut floem kecil dan panjang dengan
penebalan dinding oleh lignin dan pada sel yang tua tidak berprotoplasma.
3) Kambium vaskular
(kambium pembuluh); merupakan jaringan yang bersifat meristematis dan terbentuk
dari prokambium. Kambium ini terletak di antara jaringan xilem dan floem.
Pembelahan kearah luar dari sel-sel kambium akan membentuk floem sekunder
sedangkan kearah dalam membentuk xilem sekunder.
4) Empulur;
bagian dalam dari batang yang tersusun oleh sel- sel parenkima sebagai tempat
penympanan makanan.
2. Struktur
Primer Batang Monokotil
Pada batang monokotil, ukuran meristem
apikalnya kecil. Jika dilihat, struktur penampang melintang batang tanaman
monokotil, dapat dijumpai struktur jaringan sebagai berikut.
1)Epidermis
Epidermis merupakan struktur terluar yang disusun oleh satu lapis sel.
Epidermis dilengkapi dengan stomata dan bulu-bulu. Pada umumnya epidermis tumbuhan monokotil sama dengan tumbuhan dikotil.
2) Korteks Jaringan korteks terdiri atas beberapa lapis sel dengan rongga-rongga udara di antara sel-selnya. Fungsi jaringan ini yaitu sebagai tempat pertukaran gas. Pada tumbuhan monokotil, korteks kadang-kadang terdeferensiasi secara baik atau kadang sangat sempit, bahkan tidak dapat dibedakan dengan stele.
2) Korteks Jaringan korteks terdiri atas beberapa lapis sel dengan rongga-rongga udara di antara sel-selnya. Fungsi jaringan ini yaitu sebagai tempat pertukaran gas. Pada tumbuhan monokotil, korteks kadang-kadang terdeferensiasi secara baik atau kadang sangat sempit, bahkan tidak dapat dibedakan dengan stele.
3)Stele
Pada tumbuhan monokotil, batas korteks dan stele biasanya tidak terlalu terlihat. Xilem dan floem terdapat pada lapisan stele ini dan susunan berkas pengangkut yaitu bertipe kolateral tertutup, sehingga batang pada tumbuhan monokotil tidak mengalami pertumbuhan membesar.
4) Empulur
Empulur terletak di bagian paling dalam dan tersusun dari jaringan parenkim. Pada beberapa tumbuhan, empulur ada yang menghilang, misalnya pada tumbuhan padi.
Pada tumbuhan monokotil, batas korteks dan stele biasanya tidak terlalu terlihat. Xilem dan floem terdapat pada lapisan stele ini dan susunan berkas pengangkut yaitu bertipe kolateral tertutup, sehingga batang pada tumbuhan monokotil tidak mengalami pertumbuhan membesar.
4) Empulur
Empulur terletak di bagian paling dalam dan tersusun dari jaringan parenkim. Pada beberapa tumbuhan, empulur ada yang menghilang, misalnya pada tumbuhan padi.
C.
Struktur
Batang Sekunder
1. Struktur
Sekunder Batang Dikotil
Gambar
2.3 Pertumbuhan sekunder batang dikotil
1). Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak
mempunyai ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di
bawahnya.Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis
digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
2). Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri
dari beberapa lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas
jaringan kolenkim,
makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
3). Stele/ Silinder Pusat Merupakan lapisan terdalam dari batang.lapis
terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. Ikatan pembuuh pada
stele disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem.Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.Antar xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler,pada perkembangan selanjutnya pada jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah
menjadi
kambium, yang disebut kambium intervasikuler.
Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang
mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.Pada tumbuhan Dikotil, berkayu
keras dan hidupnya menahun,Pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung
terus-menerus, Tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang
pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan
menebalnya,Sehingga pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan
aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, Perapisan-perlapisan itu membentuk
lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.
Gambar 2.4
Lingkaran tahun pada batang
Adapun proses-proses pembentukan tahun adalah sebagai
berikut;
a) Kambium
pembuluh
Kambium pembuluh adalah suatu silinder
yang tersusun dari sel-sel meristematik yang membentuk jaringan pembuluh
sekunder. Akumulasi jaringan pembuluh sekunder ini selama bertahun-tahun,
bertanggung jawab atas sebagian besar pertambahan diameter tumbuhan berkayu. Kambium
pembuluh menghasilkan xilem sekunder ke arah dalam dan floem sekunder ke arah
luar.
b) Penebalan
sekunder pada batang
Sejalan dengan waktu, diameter pohon
bertambah besar seiring dengan meningkatnya diameter silinder kambium pembuluh,
yang membentuk lapisan jaringan sekunder secara suksesif, dengan diameter yang
lebih besar dibandingkan dengan diameter sebelumnya.Penting sekali kita
memahami bahwa pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder terajdi secara
bersamaan pada bagian batang yang berbeda-beda. Pada saat meristem apikal
sedang memanjangkan batang dengan cara menghasilkan jaringan primer, temasuk
xylem dan floem primer dalam bentuk berkas pembuluh, pertumbuhan sekunder mulai
semakin jauh di bawah tunas. Pertambahan jaringan pembuluh sekunder menyebabkan
pertumbuhan sekunder mengubah bentuk bagian yang lebih tua pada suatu batang. Setelah meristem apikal memperpanjang suatu tunas,
bagaimana tubuh primer tumbuhan tunas muda tersebut membuat perubahan dari
pertumbuhan primer ke pertumbuhan sekunder? Hal ini disebabkan cambium pembuluh terbentuk dari sel-sel parenkima yang
mampu merubah sel-sel itu menjadi meristematik kembali. Meritem ini terbentuk
dalam suatu lapisan antara xylem primer dan floem primer dari masing-masing
berkas pembuluh dan dalam lempengan jaringan dasar di antara verkas. Pita-pita
meristematik di dalam berkas dan lempengan pembuluh menyatu membentuk cambium
pembuluh sebagai suatu silinder kontinu yang tersusun dari sel-sel yang
membelah di sekitar xylem primer dan empulur batang. Silinder kambium
vaskuler nampak seperti suatu cincin dalam sayatan melintang. Jika kita melacak
disekitar cincin itu, terdapat daerah sel-sel cambium yang saling bergantian
yang disebut inisial lempengan dan inisial fusiformis. Inisial lempengan
(nay initial) adalah sel-sel cambium yang menghasilkan sel-sel sel-sel
parenkima yang berbaris melingkar yang dikenal sebagai lempengan xylem dan
lempengan floem. Lempengan ini
memisahkan lapisan jaringan vaskuler sekunder yang berbentuk irisan. Lempengan
jaringan xylem dan floem, yang sebagian besar terdiri dari parenkima, berfungsi
sebagai sarana sistem transport radial air dan nutrient di dalam suatu batang
berkayu serta untuk penyimpanan pati dan cadangan makanan lainnya. Sel-sel
kambium di dalam berkas vaskuler adalah inisial fusiformis (fusiform initial), suatu nama yang
mengacu pada bentuk sel-sel ini, yang memiliki ujung yang runcing (fusiform)
dan memanjang di sepanjang sumbu batang. Inisial fusiformis menghasilkan
jaringan vaskuler baru yang membentuk xilem sekunder ke arah dalam kambium
vaskuler dan floem sekunder ke arah luar.
c) Lingkaran
tahun pada batang
Gambar
2.4 Lingkaran tahun pada batang
Sementara pertumbuhan
sekunder berjalan terus-menerus selama bertahun-tahun, lapisan demi lapisan
xilem sekunder akan terakumulasi membentuk kayu. Kayu sebagian besar terdiri dari trakeid, unsur pembuluh (pada
angiospermae), dan serat. Sel-sel ini, mati pada kematangan fungsional dan
memiliki dinding tebal berlignin yang memberikan memberikan kekerasan dan
kekuatan pada kayu. Pada daerah beriklim sedang, pertumbuhan sekunder pada
tumbuhan perennial berhenti setiap tahun karena cambium vaskuler
mengalami dormansi selama musim dingin (lihat Gambar.4). Ketika pertumbuhan
sekunder dimulai lagi pada musim semi, trakeid dan unsure pembuluh yang pertama
kali berkembang pada umumnya memiliki diameter yang reltif besar dengan dinding
yang tipis jika dibandingkan dengan xylem sekunder yang dibentuk kemudian di
musim panas. Dengan demikian, dapatlah dibedakan antara kayu musim semi dengan
kayu musim panas. Struktur kayu musim semi akan memaksimalkan pengiriman air
ke daun-daun baru yang sedang melebar selama awal musim tumbuh. Meskipun
aktivitas xylem untuk mengangkut air pada kayu musim panas tidak setinggi kayu
musim semi, namun xylem lebih banyak memberikan dukungan fisik pada pohon
dibandingkan dengan yang diberikan oleh floem. Lingkaran pertumbuhanan tahunan
yang terlihat jelas dalam potongan melintang pada sebagian besar batang pohon
di daerah beriklim sedang dihasilkan oleh aktivitas tahunan cambium vaskuler,
yaitu dormansi cambium, produksi kayu musim semi, dan produksi kayu musim
panas. Lingkaran yang terbentuk antara pertumbuhan satu tahun dan pertumbuhan
tahun berikutnya umumnya sangat jelas, kadang-kadang memungkinkan kita menaksir
umur sebuah pohon dengan cara menghitung lingkaran tahunannya.Floem sekunder,
yang berada di sebelah luar cambium vaskuler, tidak berakumulasi selebar xylem
sekunder selama bertahun-tahun. Sementara diameter pohon bertambah besar, floem
sekunder yang lebih tua (yang paling luar), dan semua jaringan yang berada di
luarnya, berkembang menjadi kulit, yang akhirnya mengelupas dan lepas dari
batang pohon itu.
Pada bagian luar batang yang baru terdapat
jaringan felogen atau kambium gabus, yaitu suatu lapisan yang tumbuh kearah
luar batang dan akar tumbuhan tua. Jaringan ini adalah meristem, yaitu daerah
sel-sel yang tetap membelah. Lapisan ini menghasilkan dua lapisan yang baru
yaitu feloderm dan felem.
1)
Feloderm
Suatu lapisan sel yang dihasilkan oleh
felogen pada bagian dalam. Lapisan ini menggantikan korteks dan kadang-kadang
disebut korteks sekunder.
2)
Felem atau gabus
Suatu lapisan sel yang dihasilkan oleh
felogen. Sel-sel ini mengalami suberisasi, menjadi berlekatan zat lilin yang
disebut suberin. Hal ini menyebabkan lapisan luarnya kedap airnya sel-sel felem
secara perlahan mati dan menggantikan lapisan luar sebelumnya( epidermis pada
batang dan endodermis pada akar ). Sel-sel felem yang mati disebut kulit kayu.
2.
Struktur Sukender Batang
Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu
lapis sel, batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas.Pada stele
monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup
yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium.Tidak adanya
kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh
membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder.
Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal
sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline
sp) dan pohon Nenas seberang (Agave
sp).
D.
Perbedaan
Struktur Anatomi Batang Monokotil dan Dikotil
Gambar
2.6 Perbandingan batang pada tumbuhan
Tabel
2.1 Perbedaan struktur anatomi batang monokotil dan dikotil
|
Monokotil
|
Dikotil
|
|
Batang tidak
bercabang-cabang
|
Batang bercabang-cabang
|
|
Pembuluh angkut
tersebar
|
Pembuluh angku
teratur dalam sebuah susunan lingkaran atau berseling radial
|
|
Tidak mempunyai
kambium vaskular, sehingga tidak dapat tumbuh membesar
|
Mempunyai kambium
vaskular, sehingga dapat tumbuh membesar
|
|
Mempunyai meristem
interkalar
|
Tidak mempunyai
meristem interkalar
|
|
Tidak mempunyai
jari-jari empulur
|
Jari-jari empulur
berupa deretan parenkima diantara berkas pengangkut.
|
|
Tidak dapat dibedakan
antara daerah korteks dan empulur
|
Dapat dibedakan
antara daerah korteks dan empulur
|
E.
Nilai
Pendidikan, Sosial dan Religi
1.
Nilai
Pendidikan
Nilai
pendidikan dalam pembahasan iniadalah menambah pengetahuan dan wawasan kita
tentang susunan jaringan utama pada batang, dan dapat membedakan antara stuktur
batang dikotil dan batang monokotil.
2.
Nilai
Sosial
Nilai
sosial dalam pembahasan ini adalah bahwa terdapat jaringan yang penting didalam
batang dikotil dan monokotil yang saling bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan
satu sama lain dan kita sebagai manusia bisa mengambil hikmah dari nilai sosial
tersebut.
3.
Nilai
Religi
Menambah
rasa iman terhadap Allah SWT zat yang telah menciptakan beraneka ragam batang
tumbuhan sebagai bahan renungan kita bahwa segala kehidupan ayng ada didunia
ini telah diatur oleh Allah SWT, termasuk pada batang tumbuhan





Tidak ada komentar:
Posting Komentar